Faktor Yang Mempengaruhi
Tahap-tahap Perkembangan Moral
Orang yang tidak mempunyai rasa
moral yang kuat akan sangat kurang cenderung hal-hal yg keliru jika mereka
menghadapi kendala peraturan, kebijakan, atau norma budaya yg kuat yg tidak
menyetujui perilaku semacam itu. Sedangkan orang yang bermoral dapat menjadi
jahat karena struktur dan budaya organisasi yg mengizinkan atau mendorong
praktik-praktik non etis.
1. Karakteristik Individu
Setiap orang memiliki nilai
yang berbeda. Nilai ini yaitu keyakinan dasar tentang apa yang benar dan
salah. Dua variabel yang mempengaruhi benar dan salah yakni kekuatan ego dan
tempat kendali. Kekuatan ego yaitu ukuran kepribadian tentang kekuatan
keyakinan seseorang. Orang yg tinggi kekuatan egonya cenderung melakukan apa
yang menurutnya benar. Tempat kendali yaitu sifat kepribadian yang mengukur
derajat sampai seberapa orang yakin bahwa mereka mampu mengendalikan nasib
mereka sendiri.
2. Variabel-variabel Struktural
Variabel disini bisa meliputi
desain struktural organisasi, sistem penilaian kinerja, dan prosedur pemberian
upah .
3. Budaya Organisasi
Budaya organisasi yg cenderung
mendorong standar etika yg tinggi adalah budaya yg tinggi dalam mentolerir
risiko, tinggi pengendaliannya, dan tinggi toleransi konfliknya.
Intensitas Masalah
Enam karakteristik telah
diidentifikasi sbg hal yg relevan dalam menentukan intensitas masalah. Keenam
faktor tersebut menentukan seberapa penting masalah etika bagi seseorang.
Dengan mengikuti pedoman itu, semakin besar jumlah orang yg dirugikan, semakin
besar kesepakatan bahwa suatu perbuatan itu jahat, semakin tinggi kemungkinan
bahwa tindakan itu akan menimbulkan kerugian, semakin pendek jarak waktu akibat
tindakan itu akan dirasakan, semakin dekat orang merasa menjadi korban tindakan
itu, semakin besar intensitas masalah tersebut. Ketika masalah etika penting
yaitu semakin kuat masalah itu, semakin besar kita berharap manajer akan bertindak
etis.
Menuju
Perbaikan Perilaku Etis
1. Seleksi Karyawan :
Dalam proses seleksi karyawan kita bisa mengetahui
tingkat perkembangan moral, nilai-nilai pribadi, kekuatan ego, dan locus of
control karyawan tersebut.
2. Kode Etik dan Peraturan Keputusan :
Kode etik adalah pernyataan resmi tentang nilai pokok sebuah organisasi
dan peraturan etika yang diharapkan untuk dipatuhi oleh karyawan.
Kode etik harus cukup spesifik, hukuman dan
reward-nya pun harus jelas, sebagai
petunjuk bagi karyawan bagaimana mereka diharapkan untuk berperilaku.
3. Kepemimpinan Manajemen Puncak :
Melakukan bisnis beretika membutuhkan komitmen dari
top manager. Karena mereka yang
memnguatkan shared value dan budaya perusahaan. Mereka adalah panutan,
baik dari kata-katanya maupun perbuatannya.
4. Target Tugas dan Penilaian Kinerja
Target yang tidak realistis bisa
membuat karyawan yang tadinya beretika merasa mereka tidak punya pilihan lain
kecuali manghalalkan berbagai macam cara untuk memenuhi target tersebut.
Untuk mengatasinya, manajer harus memeriksa cara
pencapaian target sebelum memberi reward pada karyawan.
5. Pelatihan Etika
Bagaimana Etika bisa diajarkan?
Lokheed Martin menggunakan beberapa atribut berikut:
a.
Kode etika
tertulis
b.
Ethics
Helpline dimana karyawan bisa meminta petunjuk tentang persoalan etika
c.
dll
6. Audit Sosial Independen
Rasa takut atau malu untuk ketahuan
saat berbuat tidak beretika bisa jadi pencegah perilaku tidak beretika
Auditor harus melakukan evaluasi secara rutin maupun
secara dadakan terhadap pelanggaran-pelanggaran etika.
7. Mekanisme Perlindungan
Karyawan yang memiliki dilema etika
membutuhkan sebuah mekanisme protective agar mereka dapat berperilaku secara
benar tanpa takut ditegur.
Mekanisme perlindungan ini bisa dilakukan dengan
cara menugaskan staff yang membentuk, mengarahkan, dan merubah etika sesuai
kebutuhan.