1.Absolute
advantage theory
Adam
Smith mengemukakan teori absolute advantage (keunggulan mutlak) sebagai
berikut. Setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional (gain
from trade) karena melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang jika
negara tersebut memiliki keunggulan mutlak (absolute advantage), serta
mengimpor barang jika negara tersebut memiliki ketidakunggulan mutlak (absolute
advantage). Secara matematis, teori absolute advantage dari adam smith dapat
diilustrasikan dengan data hipotesis sebagai berikut.
Keuntungan
yang diperoleh karena perdag antar negara
n Bagi
Indonesia
¨ Tanpa perdag à
150 B = 25 K
¨ Dengan perdag int à
150 B = 30 K
n Bagi mals
¨ Tanpa perdag à
30 K = 15 B
¨ Dengan perdg int à
30 K = 150 B
Dari tabel diatas, Indonesia punya keunggulan mutlak
dalam produksi beras, sedangkan keunggulan mutlak malay dalam produksi karet.
Berdasarkan data di atas, diketahui
bahwa negara Indonesia menghasilkan lebih banyak beras dibandingkan dengan
negara Malay sehingga dalam hal ini negara Indonesia memiliki keuntungan mutlak
dalam menghasilkan beras terhadap negara Malay. Sementara itu, negara malay lebih
banyak menghasilkan mobil dibandingkan dengan negara Indonesia, dalam hal ini
negara Malay memiliki keuntungan mutlak dalam menghasilkan Karet.
Dengan demikian, jika kedua
negara itu sepakat untuk melaksanakan perdagangan, sebaiknya negara Indonesia mengekspor beras dan mengimpor karet
dari negara Malay. Sebaliknya, negara Malay mengekspor karet ke negara
Indonesia dan mengimpor beras dari
negara Indonesia.
2.Theory Comparative advantage
Suatu
negara akan mengekspor hasil produksi yang daripada terdapat keuntungan yang
lebih besar (comparative advantage) dan mengimpor barang yang keuntungan
produksinya lebih kecil (comparative advantage).
Menurut teori comparative advantage,
suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika
melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut
dapat berproduksi relative lebih efisien serta mengimpor barang dimana negara
tersebut berproduksi relative kurang/tidak efisien.
n Indonesia
¨ Kemampuan FP dlm
hasilkan karet : 100/25 atau
4x
kemampuan FP Malsy
¨ Kemampuan FP dlm
hasilkan KS : 50/20
atau 5/2=2,5 kemampuan FP Malsy
Artinya : Indonesia memp keunt
komp dalam hasilkan Karet
¨ Spesialisasi hasilkan
karet (yg memp keunt komp)
n Malaysia
¨ Kemampuan FP dlm
hasilkan karet : 25/100
atau 0.25 kemampuan FP ind
¨ Kemampuan FP dlm hasilkan
KS : 20/50
atau 0,4
kemampuan FP Ind
Artinya : Malaysa memp keunt
komp dalam hasilkan Kelapa sawit
¨ Spesialisasi hasilkan
Kelapa sawit (yg memp keunt komp)
n Teori dari Ricardo ini
berpegang pada asumsi – asumsi sebagai berikut:
a.
Bahwa teori ini didasarkan atas labour theory
of value ( bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang
digunakan untuk menghasilkan barang tersebut).
b. Bahwa perdagangan internasional dilihat sebagai
pertukaran barang dengan barang (barter).
c.
Tidak diperhitungkan biaya daripada
pengangkutan dan lainnya di dalam pemasaran.
d. Produksi dijalankan dengan biaya yang tetap.
e. Bahwa faktor produksi sama sekali tidak mobil
antar negara.
Perbedaan
kedua teori tersebut : Dasar pemikiran Ricardo mengenai
penyebab terjadinya perdagangan antarnegara pada prinsipnya sama dengan dasar
pemikiran dari Adam Smith, namun berbeda pada cara pengukuran keunggulan suatu
negara, yakni dilihat komparatif biayanya, bukan perbedaan absolutnya. Jadi,
beda dari kedua teori diatas terletak pada biaya mutlak dan biaya relatif untuk
memproduksi barang/ jasa.
3.Cost Comparative Advantage
Negara
|
Produksi
|
|
1 kg gula
|
1 m kain
|
|
Indonesia
|
3 hari kerja
|
4 hari kerja
|
Cina
|
6 hari kerja
|
5 hari kerja
|
Perhitungan Cost Comparative
|
||
Perbandingan Cost
|
1 kg gula
|
1m kain
|
Indonesia/Cina
|
3/6 HK
|
4/5 HK
|
Cina/Indonesia
|
6/3 HK
|
5/4 HK
|
Berdasarkan
perbandingan cost comparative advantage dapat dilihat bahwa tenaga kerja
Indonesia lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Cina dalam produksi 1 kg gula
(3/6 atau ½ hari kerja) daripada produksi 1 meter kain (4/5 hari kerja). Hal
ini akan mendorong Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan ekspor gula.
Sebaliknya, tenaga kerja Cina
ternyata lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Indonesia dalam produksi 1
meter kain (3/6 hari kerja)daripada produksi 1 kg gula (6/3 atau 2/1 hari
kerja). Hal ini mendorong Cina melakukan spesialisasi produksi dan ekspor kain.
4.Oppurtinity cost
n Production
Possibilities Curve (PPC)
n Kurva
transformasi (transformation curve)
n Marginal
Rate of Transformation (MRT)
Borgata Hotel Casino & Spa
BalasHapusBorgata Hotel 통영 출장안마 Casino & Spa is the premier 광주 출장마사지 Atlantic City casino resort 안양 출장마사지 with 2,000 rooms and suites, 2,300 hotel 아산 출장마사지 rooms, a variety of dining 서귀포 출장샵 options and