Jumat, 31 Oktober 2014

UKM



Kompetensi utama untuk sukses dalam usaha kecil :
    1.      pengetahuan usaha : seorang individu yang berfikir tentang kewirausahaan perlu mengembangkan beberapa pengetahuan bisnis. Pengetahuan adalah pemahaman tentang sebuah subyek yang diperoleh melalui pengalaman atau melalui pembelajaran dan studi.
Cara memperoleh pengetahuan antara lain :
a.       belajar tentang komunitas.
b.      mengetahui apa yang sedang terjadi.
c.       memperoleh pengetahuan melalui pendidikan.
d.      Belajar dalm pekerjaan.
     2.      Ketrampilan usaha : seorang wirausaha membutuhkan banyak ketrampilan untuk dapat menjalankan bisnis dengan sukses. Kemampuan yang baik dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh dan membuktikan kemampuannya tersebut dalam menjalankan sebuah bisnis menunjukan tingkat ketrampilan yang diperoleh oleh seorang wirausaha. Ketrampilan-ketrampilan ini berbeda antara satu bisnis dengan bisnis yang lain karena setiap usaha memang tidak selalu sama. Tentu saja setiap bisnis membutuhkan beberapa pengetahuan dan ketrampilan khusus dalam bisnis itu sendiri.
            Namun terdapat ketrampilan serta pengetahuan umum bagi kelayakan bisnis,beberapa diantaranya meliputi :
a.       Mengenbangkan sebuah rencana bisnis.
b.      Memperoleh bantuan teknis.
c.       Memilih jenis kepemilikan.
d.      Merencanakan strategi pasar.
e.       Lokasi bisnis.
f.       Membiayai bisnis.
g.       Mempromosikan bisnis
h.      Mengelola SDM.

Kiat sukses dalam membangun usaha :
Terdapat 4 faktor yaitu
                 a.       Motivasi ( dorongan memulai usaha )
                 b.      Kemampuan (pengetahuan dan ketrampilan bisnis )
                 c.       Ide (suatu yang akan dipasarkan/dibuat )
                 d.      Sumberdaya

Bekerja mandiri
            Adalah kegiatan dimana seseorang menciptakan kesempatan kerja bagi dirinya sendiri dengan menciptakan usaha.
         a.       Keuntungan :
1.      Memimpin bukan dipimpin.
2.      Dapat mewujudkan ide ide
3.      Dapat berpola pikir kreatif
4.      Kemandirian
5.      Dapat
         b.      Tantangan :
1.      Jam kerja lama dan tidak teratur
2.      Tanggung jawab luas
3.       Proses belajar tidak pernah henti
4.      Selalu terlibat secara langsung dalam kegiatan keungan.
5.      Keterbatasan waktu yang ada.
         c.       Alasan :
1.      Kepusana pribadi.
2.      Kemandirian.
3.      Keuntungan.
4.      Jaminan pekerjaan.
5.      Fleksibel.
         d.      Hambatan :
1.      Kemungkinan kehilangan modal yang telah diinvestasikan.
2.      Pendapatan tidak pasti.
3.      Jam kerja panjang
4.      Pekerjaan rutin.
5.      Keterlibatan waktu
6.      Kontrak dengan orang lain.

Rabu, 29 Oktober 2014

MIS-Prototype


            Prototipe (prototype) adalah versi sistem informasi atau bagian dari sistem yang sudah dapat berfungsi, tetapi dimaksudkan hanya sebagai model awal saja. Setelah beroperasi. Proses membuat rancangan awal, mencoba, memperhalusnya, dan mencobanya kembali disebut proses pengembangan sistem yang iteratif (iterative) karena langkah-langkah yang dibutuhkan untuk membuat sistem dapat diulangi beberapa kali. Pembuatan prototipe lebih iteratif daripada metode siklus hidup yang biasanya, dan secara aktif mendukung perubahan pada rancangan sistem. Dikatakan bahwa pembuatan prototipe teleh menggantikan pengerjaan ulang tak terencana dengan iteraksi yang terencana, dengan setiap versi yang terbaru semakin merefleksikan kebutuhan penggunanya.
            Prototipe memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara sistem akan berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses menghasilkan prototipe disebut dengan Prototyping.

Jenis-jenis Prototipe
Satu  pertanyaan umum yang sering kali ditanyakan masyarakat ketika pertama kali mendengar tentang prototipe komputer adalah, “Apakah prototipe akan menjadi sistem aktual nantinya?” Jawabannya adalah “tergantung.”
            Terdapat dua jenis prototipe yaitu: evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolusioner (evolutionary prototype) terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsional yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi, satu prototipe evolusioner akan menjadi sistem aktual. Akan tetapi, prototipe persyaratan (requirements prototype) dikembangkan sebagai  satu cara untuk mendefinisikan persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinnikan pemroses yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai melalui sistem aktual.

Pembuatan Prototipe
Pembuatan prototipe (prototyping) meliputi pengembangan sistem uji coba yang cepat dan murah untuk evaluasi oleh pengguna akhir. Lewat interaksi dengan prototipe, para pengguna dapat memperoleh gagasan yang lebih baik mengenai kebutuhan informasi mereka. Prototipe yang telah disetujui oleh pengguna dapat digunakan sebagai patokan untuk membuat sistem versi finalnya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQyBbzh28MlHwT0Mq0ffT9bLodVJiiFHOub7cGlz5kfrxHLZ3fha6PD2m1-_RplgK5FzrN3CXDfsCBt8jUwu0vsv91hjDn2O2CB4PHE7-N-8ycSfREmzkYGgos3cZPqKDY5G8evTjDrhY/s400/lofiproto.png
 
           

Langkah-langkah dalam Pembuatan Prototipe
PENGEMBANGAN PROTOTIPE JENIS I
1. Mengidentifikasikan kebutuhan pemakai
2. Mengembangkan prototipe
3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima
4. Menggunakan prototipe

MENGEMBANGKAN PROTOTIPE JENIS II
1. Mengkodekan sistem operasional
2. Menguji sistem operasional
3. Menentukan jika sistem operasional dapat diterima
4. Menggunakan sistem operasional

Singkatnya
Langkah 1: mengidentifikasi kebutuhan dasar pengguna. Perancangan sistem (biasanya spesialis sistem informasi) bekerja cukup lama dengan pengguna untuk mendapatkan informasi kebutuhan dasar pengguna.
Langkah 2:  mengembangkan prototipe awal. Perancangan sistem dengan cepat membuat prototipe yang fungsional, menggunakan perangkat-perangkat untuk menciptakan peranti lunak dengan cepat.
Langkah 3:  menggunakan prototipe. Penggunakan didorong untuk bekerja  dengan sistem tersebut untuk seberapa baik prototipe itu memenuhi prototipe itu.
Langkah 4: merevisi dan memperbaiki prototipe. Pembuat sistem mencatat semua perubahan yang diminta pengguna dan memperhalus prototipe berdasarkan permintaan tersebut. Setelah prototipe direvisi, siklus kembali ke Langkah 3 dan 4 diulangi terus hingga penggunanya merasa puas.

Keuntungan dan Kerugian dari Pembuatan Prototipe
            Pembuatan prototipe paling bermanfaat ketika terdapat beberapa ketidakpastian tentang kebutuhan atau solusi rancangannya, dan sering digunakan untuk merancangan sistem informasi antarmuka pengguna akhir (end-user interface), atau bagian dari sistem yang berinteraksi dengan pengguna, seperti tampilan online dan layar masukan data, laporan, atau halaman Web. Karena pembuatan prototipe mendorong penggguna akhir terlibat secara mendalam di seluruh siklus hidup pengembangan sistem, maka pembuatan prototipe lebih berpeluang menghasilkan sistem yang memenuhi kebutuhan pengguna.

Daya Tarik Prototyping
• Komunikasi ant. Analis sistem dan pemakai baik
• Analis dpt bekerja lebih baik
• Pamakai berperan aktif
• Spesialis informasi dan pemakai efisien dlm waktu
• Penerapan menjadi mudah

Potensi Kegagalan Prototyping
• Tergesa-gesa dlm mendefinisikan mslh, evaluasi alternatif dokumentasi
• Mengharapkan sesuatu yg tdk realistis dr sistem operasional
• Prototipe jenis I tdk seefisiensi sistem yg dikodekan dlm bhs program
• Hubungan komp-manusia tdk mencerminkan tek.perancangan yg baik

Penerapan yg Berprospek Baik untuk Prototyping
• Risiko tinggi
• Interaksi pemakai penting
• Jumlah pemakai banyak
• Penyelesaian yg cepat diperlukan
• Perkiraan tahap penggunaan sistem yg pendek
• Sistem yg inovatif
• Perilaku pemakai yg sukar ditebak

MIS

Pengertian :
A.Data : adalah fakta / apapun yang dapat digunakan sebagai input dalam menghasilkan informasi,data digunakan dalam diskusi,pengambilan keputusan,atau dalam pengukuran/perhitungan.
            Data bisa berupa angka,kumpulan huruf,kata atau kalimat dan bahkan bisa berupa gambar baik 3D ataupun 2D.
Dalam perusahaan data bisa berupa jumplah penjualan,jumplah laba,jumplah tenaga kerja,serta absensi karyawan.

B.System : adalah kumpulan/grup dari komponen komponen baik fisik maupun aplikasi yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai 1 kesamaan tujuan.

            Komponen yang ada dalam SIM :
                    1.        Block masukan (input) : block ini mewakili data yang di masukan/ di input dalam system informasi.
                    2.        Block model : dalam block ini terdiri dari kombinasi kombinasi prosedur,logika dan model/bentuk matematika yang akan mengolah dan memanipulasi data input dan data yang sudah tersimpan.
                    3.        Block keluaran : adalah block yang merupakan informasi yang berkualitas dan berupa dokumentasi yang berguna untuk semua tingkat manajemen serta semua pemakai system.
                    4.        Block technologi : merupakan alat yang digunakan untuk menerima masukan,menjalankan model,menyimpan dan mengakses data,memnghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu dalam mendapatkan informasi yang akurat.
C.Informasi : adalah hasil dari pengolahan data,akan tetapi tidak semua hasil dari pengolahan data tersebut menjadi informasi.
Data dapat menjadi informasi jika :
                    1.        Merupakan hasil dari pengolahan data
                    2.        Memberikan makna / arti
                    3.        Berguna dalam meningkatkan kualitas
D.Manajemen : upaya / proses pencapainan tujuan dengan menggunakan keahlian orang lain.

Metodologi siklus hidup
Pengertian :
            Siklus hidup system (SLC) : proses yang diikuti dalam menerapkan system / subsistem informasi berbasis computer
SLC terdiri dari serangkaian tugas tugas yang erat yang mengikuti langkah langkah pendekatan system

Tahapan siklus hidup system :
                   A.        Tahap perencanaan
                   B.        Tahap analisis
                   C.        Tahap perancangan
                   D.        Tahap penerapan
                   E.        Tahap penggunaan

A.Tahap Perencanaan :
1.Menyadari masalah.
Kebutuhan akan proyek CBIS yang akan diterapkan biasanya secara langsung disadari oleh para manajer,krn mereka lebih mengetahui tentang permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan.
2.Mendefinisikan masalah.
Pada tahap ini para manajer hanya mengidentifikasikan dimana sebenarnya letak permasalahn permasalahan dan apa yang menjadi penyebabnya.
3.Mementukan tujuan system.
Manajer dan para pengembang system mengembangkan suatu tujuan system yang harus dipenuhi oleh system untuk memuaskan pemakai. Pada tahap ini hanya mementukan secara umum.
4.Mendefinisikan kendala umum.
Suatu system yang bary dalam operasinya tidak akan lepas dari kendala kendala. Beberapa kendala biasanya ditimbulkan oleh lingkungannya / berasal dari perusahaan itu sendiri.
5.Membuat study kelayakan.
Adalah suatu tujuan sekilas pada factor-faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan system untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
6.Mempersiapkan usulan sitem.
Jika suatu system yang diusulkan telah memenuhi criteria kelayakan,maka perlu dilakukan penelitian system secara menyeluruh.